Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Daerah

DPPKB Kutim Belajar Turunkan Angka Stunting di NTB

1319
×

DPPKB Kutim Belajar Turunkan Angka Stunting di NTB

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Kutai Timur – Untuk mempercepat penurunan angka stunting di Kabupaten Kutai Timur, DPPKB, Kutim bersama sejumlah camat melakukan kunjungan lapangan ke BKKBN Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Senin, 11 November 2024.

Kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari langkah-langkah efektif yang telah diterapkan di NTB guna menekan angka stunting.

Example 300x600

Kepala DPPKB Kutim, Achmad Junaidi B, menjelaskan bahwa kunjungan ini tidak hanya untuk melihat praktik terbaik yang telah diterapkan di NTB, tetapi juga untuk merumuskan langkah konkret yang dapat diterapkan di Kutim.

“Setelah mempelajari penerapan di lapangan, kami akan segera merancang tindak lanjut yang melibatkan camat sebagai ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di tingkat kecamatan, dengan DPPKB sebagai sekretariat TPPS di tingkat kabupaten,” ungkap Achmad.

Selain itu, Achmad menekankan pentingnya adaptasi dari berbagai strategi yang diterapkan di NTB, mengingat kondisi di Kutim yang berbeda.

“Kami akan menggunakan strategi yang sesuai dengan kebutuhan di Kutim dan mengevaluasi yang belum relevan untuk program-program masa depan,” jelasnya.

Salah satu aspek penting dari kunjungan ini adalah pemanfaatan data risiko stunting di tingkat kecamatan.

Data tersebut akan menjadi dasar dalam merancang program-program penurunan stunting yang lebih tepat sasaran.

Achmad menambahkan bahwa pendekatan berbasis data ini sangat penting untuk memastikan efektivitas dalam menangani stunting.

“TPPS tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Kami harap keberadaan TPPS tidak hanya menjadi struktur formal, tetapi juga aktif hingga di tingkat kecamatan dan desa. Setiap anggota TPPS harus memahami tugas dan fungsinya agar upaya penurunan stunting bisa berjalan maksimal,” ujarnya.

Tak hanya belajar dari NTB, DPPKB Kutim juga mendorong agar perangkat daerah dalam TPPS meningkatkan kerja sama antar-bidang.

Achmad menyarankan agar mereka melakukan studi tiru di wilayah-wilayah yang berhasil menekan angka stunting, untuk memahami akar permasalahan dan menciptakan solusi yang lebih menyeluruh.

“Seringkali, penanganan stunting terhambat karena lemahnya sinergi. Kami ingin memperkuat kolaborasi antar-pihak, karena dengan kerja sama yang solid, target penurunan stunting akan lebih mudah tercapai,” tambahnya.

Kepala BKKBN NTB, Dr. Lalu Makripuddin, menyambut baik kunjungan ini.

Menurutnya, upaya DPPKB Kutim untuk belajar dari pengalaman NTB adalah langkah yang sangat penting, mengingat stunting bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga kualitas generasi masa depan.

“Kami sangat mengapresiasi motivasi DPPKB Kutim untuk belajar dan bertukar pengalaman. Penurunan angka stunting adalah hal yang harus terus diupayakan demi masa depan sumber daya manusia di daerah masing-masing,” ujar Lalu.

Lalu berharap, kunjungan ini dapat memberikan manfaat nyata bagi kedua belah pihak dalam mencapai target penurunan angka stunting.

“Ini adalah momen berharga untuk saling berbagi ilmu dan pengalaman. Kami berharap kolaborasi semacam ini dapat diterapkan di daerah-daerah lain,” tambahnya.

Melalui studi lapangan ini, Kutim memiliki peluang besar untuk memperkuat strategi dan kolaborasi di semua tingkatan pemerintahan.

Dengan komitmen yang kuat dari TPPS di setiap tingkatannya, dukungan perangkat daerah, serta adaptasi dari praktik terbaik NTB, upaya DPPKB Kutim untuk menurunkan angka stunting diharapkan akan semakin efektif.

Langkah-langkah strategis yang disusun bersama ini tidak hanya bermanfaat bagi Kutim, tetapi juga bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain yang menghadapi tantangan serupa dalam penurunan stunting. (Adv)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *