Kutai Timur – Pemerintah Kutai Timur saat ini berupaya menekan angka pernikahan dini, yang dinilai menjadi sala satu faktor tingginya tingkat perceraian di Kutai Timur
Dalam upaya ini, Pemerintah lewat DPPKB Kutim, melunckan program Advokasi Promosi dan Edukasi pada Remaja dan Anak Sekolah tentang Pencegahan Pernikahan Dini (Apresiasi).
Kepala Bidang Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga, Ani Saidah mengungkapkan bahwa dalam pelaksanaannya, Program ini akan melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah hingga komunitas remaja seperti PIK-R dan Duta Genre.
Kegiatan utama meliputi edukasi langsung di sekolah, kompetisi video, serta monitoring berkelanjutan untuk memastikan keberlanjutan program.
Indikator keberhasilan sudah ditetapkan dengan jelas: penurunan angka pernikahan dini, tercapainya target stunting nasional, dan partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan edukasi.
Peluncuran program ini menjadi momentum penting bagi Kutim untuk menunjukkan komitmen terhadap masa depan generasi muda.
Dengan kolaborasi lintas sektor dan pendekatan yang berbasis komunitas, Apresiasi diharapkan mampu menjadi solusi nyata dalam mengatasi persoalan mendesak ini.
“Ini bukan hanya soal data atau angka, tetapi tentang bagaimana kita membangun masa depan yang lebih baik untuk generasi muda kita,” ucap Ani.
Program Apresiasi bukan sekadar aksi, melainkan gerakan kolektif yang menggerakkan semua elemen masyarakat demi masa depan Kutim yang lebih baik. (Adv)