PALOPO —- Sejumlah awak media sebelumnya kesulitan untuk mendapatkan konfirmasi langsung dari Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI terkait isu pelayanan dan agenda kelembagaan.
Wartawan menyebut permintaan wawancara tidak kunjung mendapatkan kepastian waktu.
Menanggapi laporan tersebut, Kepala Seksi Teknologi Informasi dan Komunikasi Keimigrasian (Kasi Tikim), Yulius Lilingan, memberikan klarifikasi resmi.
Ia menyebut kepala kantor memang sulit ditemui bukan karena menghindar, tetapi karena padatnya agenda tugas luar kota sepanjang tahun ini.
“Kepala kantor terlibat dalam berbagai kegiatan kedinasan yang memerlukan perjalanan ke beberapa daerah, sehingga kehadirannya di kantor sering kali tidak bersamaan dengan waktu kedatangan media,” ujar Yulius, Jumat (21/11/2025)
Ia menambahkan bahwa pada bulan ini kepala Kantor Imigrasi sedang mengikuti program pendidikan di Soreang, sehingga sejumlah tugas sementara didelegasikan kepada pejabat struktural. Kondisi ini menyebabkan ruang waktu pimpinan semakin terbatas.
Sebagai bentuk keterbukaan, Yulius mengungkapkan bahwa ia telah mengundang beberapa media yang sebelumnya menyampaikan kesulitan menemui kepala kantor.
Undangan itu dimaksudkan untuk memberikan penjelasan langsung dan memastikan tidak terjadi kesalahpahaman terkait keberadaan pimpinan.
Dalam pertemuan itu, Yulius menegaskan komitmennya untuk menjembatani kebutuhan konfirmasi wartawan.
Ia mengatakan pihaknya akan mengatur jadwal pertemuan setelah kepala kantor kembali dari pendidikan.
“Mudah-mudahan nanti bisa kami fasilitasi apabila beliau punya waktu di tempat,” ucapnya.
Yulius juga menegaskan bahwa pihaknya siap menyediakan informasi umum yang dibutuhkan media, khususnya informasi dasar terkait pelayanan keimigrasian yang tidak memerlukan kehadiran langsung kepala kantor.
Langkah ini disebut sebagai bagian dari pelayanan informasi publik yang menjadi tanggung jawab internal Imigrasi.
Dengan adanya penjelasan ini, diharapkan publik mendapatkan gambaran yang lebih utuh terkait kendala komunikasi yang sebelumnya terjadi.
Wartawan pun berharap koordinasi ke depan dapat berjalan lebih terbuka dan responsif. (**)



















